Tetes hujan yang melambai di kaca jendela, ia mencari alamat sungai
Aku mencari alamat hatimu lalu kutemukan telaga, sebuah genangan sunyi tanpa ombak tanpa nyanyi
Ku tenggelamkan dalam bening puisi
Itulah yang istimewa tentang dirimu
Ketika segayung hujan membasuh telapak tanganmu
Aku terhanyut disitu, lautan teduh dekapanmu
Itulah yang istimewa tentang dirimu
Ketika segayung hujan membasuh telapak tanganmu
Aku terhanyut disitu, lautan teduh dekapanmu
Maka aku menyamar hujan, memelukmu deras, mencium parasmu dengan kecupan rintik yang tak pernah tuntas
Di telapak tanganmu aku mengembara tanpa berhenti
Menyusuri garis-garis sungai keberuntunganku
Setiap garis adalah makna, membawaku pada muara bernama cinta
Aku disitu melukis sawah-sawah yang menguning dengan jejak hidupku
Rerumputan, ilalang, kenangan, dan bunga-bunga rindu
Air mata dan semesta, hujan dan doa
Membentangkan tanda cahaya, tempat kita menghabiskan waktu dan bara
Setiap bintang adalah karunia, setiap titik waktu yang aku pilih untukmu
Setiap bintang adalah karunia, setiap titik waktu yang aku pilih untukmu
Aku ingin menulis seperti sebaris embun yang engkau selipkan pada seliris kuntum di bibirmu
Cukup manis walau hanya sebait senyum
Ku tahu, puisi tak selalu tercipta dari kata
Tapi hanya dengan kata, ku mampu menceritakan puisi ini padamu
Dibuat pada 27 Juli 2011
Ardi Setyo W
Cukup manis walau hanya sebait senyum
Ku tahu, puisi tak selalu tercipta dari kata
Tapi hanya dengan kata, ku mampu menceritakan puisi ini padamu
Dibuat pada 27 Juli 2011
Ardi Setyo W
Posting Komentar