Cinta adalah sebuah kata yang penuh makna. Setiap orang pasti pernah dicintai maupun mencintai. Sudah banyak kisah cinta yang aku lalui, baik itu kisah nyata maupun hanya sekadar fiksi. Sudah banyak pula puisi cinta yang telah aku buat, kalian bisa membacanya pada Kumpulan 50+ Puisi yang Menginspirasi.
Sesuai dengan judul Benarkah Cinta Hanya Omong Kosong Belaka? Sebelumnya kita definisikan terlebih dahulu apa artinya cinta. Menurut KBBI, cinta adalah perasaan sangat menyukai atau sangat menyayangi. Sebuah arti yang simpel dari KBBI. Meskipun begitu, sangat banyak sekali arti cinta menurut sudut pandang masing-masing individu.
Ketika seseorang merasakan cinta, perasaan itu selalu disebut dengan jatuh cinta. Mengapa harus jatuh? Aku akan bahas menurut sudut pandangku tentang perasaan cinta ini. Jatuh adalah suatu hal yang ketika mengalaminya bisa mengakibatkan sakit. Rasa sakit akibat jatuh tentu berbeda-beda pada setiap orang. Sama halnya dengan sakit, sebutannya adalah jatuh sakit. Contoh kalimatnya seperti ini; si A sedang jatuh sakit, si B sedang jatuh cinta. Kedua hal itu sama-sama diawali dengan kata jatuh. Intinya kalau ada yang merasakan cinta, kalimatnya seperti ini; aku lagi jatuh cinta nih, atau sepertinya dia sedang jatuh cinta.
Dengan demikian, sudah dapat dipastikan bahwa cinta itu adalah rasa sakit. Lalu mengapa orang-orang masih saja merasakan cinta dan ingin sekali mencintai ataupun dicintai? Menurutku karena mereka beranggapan bahwa cinta bisa membuat bahagia. Ada banyak perspektif bahwa disaat aku mencintainya aku sudah merasa bahagia meskipun dia tidak mencintaiku. Ada juga yang ketika dicintai maka dia pun merasa bahagia meskipun dia tidak mencintai orang tersebut, dan lain sebagainya.
Tidak ada yang salah dari perasaan cinta, karena cinta adalah hak semua orang. Ya, semua orang berhak mencintai siapa pun, bahkan mencintai orang yang sudah memiliki pasangan, orang yang sudah bersuami, ataupun beristri. Tetapi yang tidak boleh adalah jika perasaan cinta tersebut malah menjadi motivasi untuk memiliki dan menghancurkan hubungan harmonis orang lain, maka mereka biasa disebut dengan pelakor. Pelakor ini bisa cewek dan juga bisa cowok, jadi jangan mendiskriminasi gender.
Aku ambil data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, ada sebanyak 447.743 perceraian yang telah terjadi tahun 2021. Nah, data ini cuma orang islam saja, belum ketambahan agama lain. Penyebabnya bermacam-macam seperti perselisihan, pertengkaran, ekonomi, meninggalkan, ditinggalkan, KDRT, suka mabuk-mabukan, murtad, menjadi napi, dipenjara, suka judi, poligami, berzina, kawin paksa, kawin kontrak, cacat fisik, madat, dll.
Dengan banyaknya kasus perceraian tersebut, lantas mengapa orang-orang masih saja menikah dengan atas dasar cinta? Padahal menurutku cinta hanyalah omong kosong belaka. Sudah nikah malah cerai, sudah berjanji, bersumpah dihadapan para saksi dan Tuhan bahwa akan mencintai, menyayangi, dll, tetapi malah mengkhianati dan berakhir dengan perceraian. Itulah omong kosong terbesar dalam cinta. Tidak peduli apa pun alasannya, intinya kisah cinta mereka berakhir dengan kehancuran.
Selanjutnya adalah kematian yang selalu menanti kita kapan pun dan di mana pun. Kematian pasti akan datang. Aku akan menceritakan kejadian terkait kematian ini. Ada dua orang yang saling mencintai, pada hari itu mereka akan menikah. Calon pengantin wanita sudah siap dengan gaun pengantinnya yang sangat indah. Dia sangat senang sekali, grogi, nervous, bahagia, tidak sabar, semua bercampur menjadi satu untuk menanti calon suaminya. Si calon suaminya ini sedang dalam perjalanan menuju tempat pernikahan mereka mengendarai sebuah mobil bersama keluarganya.
Di tengah perjalanan, sebuah truk kontainer besar mengalami rem blong, melaju kencang menabrak dan menggilas mobil si pengantin pria tersebut. Membuat mobilnya menjadi gepeng dan seluruh nyawa di dalam mobil itu tiada. Tak lama kemudian, berita tersebar hingga akhirnya sampai ke telinga si pengantin wanita. Sontak, pengantin wanita sangat kaget, shock, saking shocknya hingga sesak di dada bahkan sampai membuatnya jatuh pingsan. Setelah bangun dari pingsannya, pengantin wanita ini pun menangis tiada henti meratapi kematian calon suaminya itu. Lagi-lagi cinta hanya menyebabkan kesedihan dan penderitaan.
Cerita berikutnya adalah sepasang kekasih, entah itu pacar, fwb, ttm, adik kakak bohongan, teman, musuh, dan sebagainya. Sepasang kekasih itu saling mencintai satu sama lain. Kemudian terjadilah hubungan seks yang mengakibatkan pihak cewek menjadi hamil. Setelah mengetahui bahwa ceweknya hamil, pihak cowok malah tidak bertanggung jawab, bahkan menyuruh untuk menggugurkan kandungan atau aborsi saja. Tentu hal seperti ini membuat perasaan serta psikologis pihak cewek sangat amat terganggu karena pihak cowok hanya ingin enaknya saja. Jadi, benar bahwa cinta hanya omong kosong belaka.
Ada pula calon suami istri yang malah bermain belakang dengan saudaranya, hal itu ketahuan disaat waktu sudah mendekati pernikahan. Lalu masih tidak percaya kalau cinta hanyalah omong kosong belaka? Dengan beberapa bukti yang sudah aku sampaikan serta kejadian-kejadian yang kalian lihat di sekitar, menurutku sudah cukup. Pernikahan hanya membuat tambahan masalah, tambahan penderitaan dan beban. Bahagianya hanyalah sedikit dan sebentar, ujung-ujungnya pun bakalan ditinggal mati.
Maka dari itu janganlah kita mencintai ataupun dicintai tanpa melibatkan Tuhan. Maksudnya, jika rasa cinta kita membuat kita makin dekat dengan Tuhan, makin rajin beribadah, dan hal baik lainnya, maka lanjutkanlah. Jika pernikahan bertujuan semata hanya mengharap rida dari Tuhan YME, maka lanjutkanlah. Karena dengan begitu, kita pun sudah sadar dan sangat mengetahui bahwa nyawa kita milik Tuhan. Kapan pun Tuhan mengambil, kita harus ikhlas dan apabila kita ditinggalkan, kita senantiasa mendoakan agar kelak bersatu kembali di surga-Nya. Seberat apa pun masalah dengan pasangan pasti ada jalan keluarnya dan bisa diselesaikan dengan cara yang baik, bukannya malah lari dari masalah itu.
Mungkin benar bahwa cinta adalah omong kosong belaka, mungkin benar bahwa cinta hanyalah derita, serta apa pun yang negatif tentang cinta. Meski begitu, aku tetap mencinta.
Posting Komentar