Rokok dalam bahasa inggris cigarette adalah suatu benda yang bisa membuat kanker paru-paru jika terhirup. Selain itu rokok bisa membuat kanker alias kantong kering. Bentuk rokok adalah silinder, terbuat dari kertas yang ukurannya panjang sekitar 7 sampai 12 cm. Ukuran rokok berbeda di setiap negara.
Diameter rokok sekitar 1 cm, isi rokok adalah daun tembakau kering berwarna cokelat yang sudah dicacah atau dalam bahasa jawa dirajang. Cara penggunaan rokok adalah dibakar menggunakan korek api, bisa menggunakan korek api manual ataupun korek api matic. Rokok tidak bisa dibakar menggunakan api cemburu.
Salah satu ujung rokok yang sudah dibakar tersebut dibiarkan membara supaya asapnya bisa dihirup melalui mulut pada ujung yang lainnya dengan cara dihisap. Rokok dijual dalam bentuk bungkusan persegi panjang, terbuat dari kertas, sehingga mudah dimasukkan ke dalam kantong atau saku. Meski begitu, tidak perlu memasukkan kedalam hati.
Pada bungkus rokok terdapat tulisan yang berisi pesan kesehatan berupa peringatan kepada perokok. Peringatannya adalah bahaya kesehatan yang disebabkan merokok, seperti kanker paru-paru atau serangan jantung. Ada pula tulisan merokok membunuhmu. Tetapi tetap saja pada kenyataannya tulisan-tulisan tersebut tidak dianggap oleh perokok. Kemungkinan mereka sudah dibutakan oleh kecintaannya kepada rokok.
Manusia pertama yang merokok adalah suku bangsa Indian di Amerika. Bangsa Indian merokok untuk ritual, seperti memuja dewa atau roh. Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika pada abad ke 16, sebagian dari mereka ikut-ikut mencoba mengisap rokok karena kepo. Kemudian bangsa Eropa tersebut membawa tembakau ke kampung halamannya, yaitu Eropa. Dari sinilah asal muasal kebiasaan merokok mulai bermunculan di kalangan bangsawan Eropa.
Orang-orang di Eropa merokok demi kesenangan semata, bukan untuk ritual layaknya bangsa Indian. Orang Eropa sangat suka menghisap rokok, namun mereka tidak menelan asapnya, melainkan dihembuskan kembali. Pada abad ke 17, para pedagang Spanyol masuk ke Turki. Pada saat itulah kebiasaan merokok mulai masuk di negara-negara Islam.
Bersumber dari data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, jumlah rokok yang telah di konsumsi oleh orang Indonesia mencapai 322 miliar batang pada tahun 2020. Kemudian data Balitbangkes pada tahun 2017 memperoleh total kerugian ekonomi terhadap kesehatan karena rokok, baik secara langsung maupun tidak langsung sebesar 531,8 triliun. Dari jumlah perokoknya, Indonesia termasuk ke dalam 10 negara dengan jumlah perokok paling tinggi di dunia. Berdasarkan data dari Tobacco Atlas tahun 2020, Indonesia menempati peringkat tiga setelah Cina dan India.
Berikutnya, angka riset kesehatan dasar nasional tahun 2018 mencapai 77,7% perokok pemula di Indonesia dengan usia kurang dari 19 tahun. Selama tahun 2007 sampai 2018 perokok pemula mulai dari usia 10 sampai 14 tahun meningkat 240%. Perokok pemula yang berusia 15 sampai 19 tahun meningkat 140%. Sungguh miris sekali mengetahui hal ini yang merupakan hal negatif karena selain merugikan diri sendiri juga merugikan orang lain.
Rokok membuat ketergantungan karena sifatnya yang adiktif menyebabkan candu. Kecanduan terhadap rokok bahkan sampai membuat para perokok rela tidak makan asalkan bisa merokok. Banyak sekali penelitian yang sudah membuktikan bahwa rokok menyebabkan banyak tipe kanker, penyakit jantung, penyakit pernafasan, penyakit pencernaan, efek buruk bagi kelahiran, dan emfisema.
Mari berhenti merokok,
hubungi Quit Line Berhenti Merokok:
0-800-177-6565 (gratis bebas pulsa)
Sumber:
Wikipedia
Voa Indonesia
P2PTM Kemkes
Posting Komentar