Pilih Kripto (Bitcoin) atau Reksadana?

Berinvestasi di dunia kripto dan reksadana secara legal dan baik tetap berada di jalan yang lurus

Di Indonesia, kripto merupakan komoditas. Menurut Wikipedia, komoditas adalah sesuatu benda nyata yang relatif mudah diperdagangkan, dapat diserahkan secara fisik, dapat disimpan untuk suatu jangka waktu tertentu dan dapat dipertukarkan dengan produk lainnya dengan jenis yang sama, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh investor melalui bursa berjangka.

Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas UU No. 32 Tahun 1997 Tentang Perdagangan Berjangka Komoditi Pasal 1 No. 2: Komoditi adalah semua barang, jasa, hak dan kepentingan lainnya dan setiap derivatif dari komoditi yang dapat diperdagangkan dan menjadi subjek kontrak berjangka, kontrak derivatif syariah, dan/atau kontrak derivatif lainnya. Info selengkapnya silakan baca Aset Kripto.



Bank Indonesia yang merupakan bank sentral, tidak mengakui kripto sebagai mata uang dan alat tukar yang sah. Namun, kripto diakui sebagai komoditas oleh Bappebti. Maka ketika kamu membeli kripto di Indonesia, sebagai contoh di Indodax, maka kamu telah menukar uangmu menjadi komoditas/barang/aset.

Perlu diketahui dan selalu diingat bahwa resiko di dunia kripto sangatlah fluktuatif. Tapi bukan berarti tidak ada kejelasan seperti judi, gambling, mengundi nasib, dll. Kripto memiliki grafik yang selalu update dan diawasi langsung oleh Bappepti. Naik turun serta stabilnya nilai aset kripto adalah murni ditentukan oleh pasar fisik aset kripto. Sama halnya dengan pasar tradisional, cuma bedanya kripto bentuknya digital. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing orang yang berbeda-beda.

Ardy S.W. Official Blog tidak menyarankan kamu untuk membeli atau berdagang di dunia kripto. Sangat dibutuhkan pemahaman serta pengalaman yang baik. Karena, jika kamu membeli kripto atau memperdagangkan kripto tanpa ilmu yang cukup, niscaya kamu akan rugi, pasti rugi. Semua kembali lagi kepada kamu, kalau kamu yakin silakan saja. Resiko kamu sendiri yang menanggungnya. Aku pun punya aset kripto di Indodax, kamu bisa baca artikelku ini: Menyelami Dunia Kripto.



Aku lebih menyarankan untuk mempunyai portofolio reksadana. Bagi para pemula sangat cocok di reksadana pasar uang (rdpu). Rdpu ini kinerjanya stabil naik dengan return atau imbal hasil melebihi bunga deposito. Di dalam reksadana tidak ada bunga, yang ada namanya return.

Kemudian ketika rdpu sudah mencapai nominal satu kali gaji, milikilah portofolio reksadana pendapatan tetap (rdpt). Rdpt ini return-nya melebihi rdpu dan cenderung stabil kenaikannya. Aku sarankan produknya Syailendra Pendapatan Tetap Premium.

Setelah kamu memiliki dua portofolio reksadana, yaitu rdpt dan rdpu dengan nominal total biaya hidup selama enam bulan, maka aku sarankan miliki lagi reksadana campuran (rdc). Rdc ini resikonya dibawah reksadana saham (rds) dan diatas rdpt. Atau kamu lebih memilih langsung di rds pun tidak apa-apa. Dengan catatan nominal di rdpu + rdpt adalah minimal enam bulan pengeluaranmu. Ini saran murni dariku dan bisa kamu pilih untuk ikuti atau tidak, karena aku bukan siapa-siapa.

Sudah sepantasnya kita menabung, berinvestasi untuk masa depan. Jika bukan sekarang, kapan lagi? Uang itu nantinya bisa disedekahkan dan diberikan kepada anak-anak kamu kelak. Setiap orang memiliki tantangan finansialnya masing-masing. Maka berusahalah mencari jalan, harus bisa menabung meskipun cuma sedikit. Tanamkan didalam otak betul-betul.

Kalau mau sukses harus cari jalan, bukan cari alasan. Jadi, mau di dunia kripto ataupun reksadana, selama legal (diakui pemerintah negara kita) seperti OJK, Bappepti, dll. Silakan menabung disitu, semua itu pilihan.

Setiap orang punya pilihannya masing-masing, selama pilihannya legal ya bagus. Semua Pemerintah disumpah ketika menjabat dengan Al-Quran diatas kepala mereka bagi yang muslim. Maka dari itu, percayakanlah kepada Pemerintah yang sudah melegalkan sesuatu pasti penuh pertimbangan.

Menabung di kripto baik, berdagang di kripto juga baik, menabung di reksadana pun lebih baik, yang tidak baik adalah tidak menabung.

Muncul statement "Kamu kan begini, sedangkan kondisiku begini, mana mungkin aku bisa menabung seperti kamu atau orang lain?". Ini merupakan salah satu contoh alasan. Bagaimana kamu mau sukses kalau hanya bisa beralasan. Action sis bro, do something.

Kemudian ada golongan orang celaka, yaitu orang yang berinvestasi tidak legal (ilegal). Ada lagi yang lebih celaka dan mencelakai orang banyak yaitu korupsi uang rakyat. So, make your choice.




Nb: tulisan ini dibuat masih pandemi covid-19 pada 20 Juni 2021
Disunting pada 15 April 2023
© Ardy S

Posting Komentar