Kisah Pemuda Yang Haus Cinta

Menceritakan seorang pemuda yang haus cinta ingin berzina. Ia bertemu dengan rasullullah dan kembali ke jalan yang lurus

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarga, dan para sahabat beliau.

Melalui tulisan ini, Ardy S.W. Official Blog ingin membagikan sebuah kisah inspiratif, semoga bisa menjadi obat bagi hati-hati yang sedang dilanda cinta yang menjerumuskan pada hawa nafsu. Saya bukan seorang ustadz, hanya orang biasa dengan pengetahuan terbatas tentang Al-Qur’an dan Hadis. Kisah ini saya kutip dari situs Pemuda Muslim.


Kisah Seorang Pemuda yang Haus Cinta

Pada suatu hari, datanglah seorang pemuda kepada Rasulullah ﷺ dan berkata,
"Wahai Rasulullah, izinkan aku berzina."

Permintaan itu tentu mengejutkan para sahabat. Mereka pun menegur si pemuda karena telah berkata seperti itu kepada Nabi ﷺ.

Namun, Rasulullah ﷺ justru memintanya untuk mendekat, lalu duduk di dekat beliau. Tanpa amarah, Rasulullah mengajaknya berdialog dengan lembut dan penuh hikmah.

Beliau bertanya,
"Apakah kamu rela jika ibumu melakukan zina?"
Pemuda itu menjawab, “Demi Allah, tidak! Semoga Allah menjadikanku sebagai tebusanmu.”

Nabi ﷺ pun menjelaskan, "Begitu juga orang lain, mereka tidak rela jika ibu mereka berzina."

Pertanyaan yang sama beliau ajukan untuk putri, saudari kandung, bibi dari ayah, dan bibi dari ibu si pemuda. Jawabannya tetap sama: tidak rela.

Lalu Rasulullah ﷺ meletakkan tangan beliau di dada pemuda itu dan mendoakan:
"Ya Allah, ampunilah dosanya, bersihkanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya."

Setelah peristiwa itu, si pemuda tidak lagi tertarik pada zina.
(HR. Ahmad, hadis ini shahih)


Hikmah dari Rasulullah ﷺ

Kisah ini memperlihatkan betapa lembut dan bijaksananya Rasulullah ﷺ dalam berdakwah. Beliau tidak menghardik atau memaki si pemuda, padahal zina adalah dosa besar. Sebaliknya, beliau mendekati dan menyentuh hati si pemuda dengan cara yang bisa ia pahami.

Rasulullah tidak langsung menyampaikan ayat atau dalil. Beliau memahami bahwa untuk menyadarkan seseorang, dibutuhkan pendekatan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan akalnya.


Relevansi di Zaman Sekarang

Di zaman sekarang, banyak anak muda terjebak dalam cinta yang semu. Tanpa sadar mereka melanggar batasan syariat dengan dalih kasih sayang. Maka, tugas kita adalah mengajak mereka kembali ke jalan yang benar.

Jika langsung disuguhkan ayat atau hadis, mungkin mereka akan menutup telinga. Karena itu, mari kita tiru metode dakwah Rasulullah ﷺ — menyentuh hati terlebih dahulu sebelum menyampaikan nasihat.

Coba renungkan, wahai para lelaki. Bagaimana perasaan kita jika ibu, saudari, atau putri kita digoda lelaki yang tak bertanggung jawab? Bukankah hati kita akan sakit?

Begitu pula seharusnya kita merasa sedih ketika melihat para muslimah direndahkan atas nama cinta.

Jika benar-benar cinta, seharusnya berani menikah dan menjadikan hubungan itu halal serta diridhoi Allah. Tapi nyatanya, banyak yang hanya menjadikan hubungan sebagai hiburan sementara. Hari ini mesra, esok lusa ditinggal menikah dengan orang lain.


Cinta Butuh Tanggung Jawab

Cinta sejati adalah tentang kesiapan dan tanggung jawab, bukan sekadar janji manis atau status semu. Jika hanya berani pacaran atau menjalin hubungan tanpa komitmen yang halal, maka itu bukan cinta, melainkan kebohongan.

Ingatlah, berpacaran yang didorong hawa nafsu hanya membawa kerusakan dan mudharat. Maka jagalah hati, jaga pandangan, dan jaga diri.

Wallāhu al-Musta’ān.

Semoga kisah ini bermanfaat dan menjadi pelajaran bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Sumber: Cafe Islamic Culture
Disunting oleh: Ardi S.W., 29 Mei 2023, pukul 22.07 WIB

Disunting kembali pada: 19 Juni 2025

Posting Komentar