Kisah Pemuda Yang Haus Cinta

Sebelumnya saya ucapkan salam terlebih dahulu. Assalamu'alaikum wr. wb.

Menceritakan seorang pemuda yang haus cinta ingin berzina. Ia bertemu dengan rasullullah dan kembali ke jalan yang lurus

Demi Allah! Sungguh, mencintainya (dunia) benar-benar termasuk dosa yang terbesar. Dan tidaklah dosa-dosa menjadi bercabang-cabang melainkan karena cinta dunia. Bukankah sebab disembahnya patung-patung serta dimaksiatinya Ar-Rahman tak lain karena cinta dunia dan lebih mengutamakannya? (Hasan Al Bashri, Mawa'izh Al Imam Al Hasan Al Bashri, hal.
 138)

Alhamdulillah, wasshalatu wassalamu 'ala Rasulillah, wa 'ala alihi wa shahbihi ajma'in amma ba'du

Melalui tulisan ini, Ardy S.W. Official Blog ingin memaparkan sebuah kisah yang semoga bisa menjadi pengobat bagi mereka yang kecanduan cinta akan hawa nafsu. Saya bukan seorang ustadz, hanya orang biasa. Pengetahuan saya akan ilmu Al-Qur'an dan Al-Hadits masih sangat minim. Yang saya akan sampaikan adalah sebuah kisah yang dikutip dari situs Pemuda Muslim.

Pada suatu hari, seorang pemuda mendatangi Rasulullah. Pemuda itu kemudian berkata, "Wahai Rasulullah, izinkanlah aku berzina!"

Terkejut mendengar perkataan yang tidak berakhlak seperti itu kepada Rasul, maka para sahabat memperingatkan si pemuda untuk diam.

Rasulullah mendengarkan perkataan pemuda tersebut tidak membentak, namun menyuruh si pemuda itu mendekat kepadanya.

Setelah si pemuda duduk di dekat Rasulullah, beliau bertanya,
"Apakah engkau suka kalau ibumu berzina?"

Pemuda itu menjawab, "Demi Allah tidak! Semoga Allah menjadikan aku sebagai tebusanmu"

Nabi pun menjawab, "Demikian juga orang lain. Mereka tidak mau kalau ibu mereka berzina"

Kemudian Nabi bertanya lagi : "Apakah engkau suka kalau putrimu berzina?"

Dia menjawab, "Demi Allah tidak ya Rasulullah! Semoga Allah menjadikan aku sebagai tebusanmu"

Nabi, "Demikian juga orang lain. Mereka tidak mau kalau anak perempuan mereka berzina"

Kemudian Nabi bertanya lagi, "Apakah engkau suka kalau saudari perempuanmu berzina?"

Dia menjawab, "Demi Allah tidak! Semoga Allah menjadikan aku sebagai tebusanmu"

Nabi pun menjawab, "Demikian juga orang lain. Mereka tidak mau kalau saudari perempuan mereka berzina"

Kemudian Nabi bertanya lagi, "Apakah engkau suka kalau saudara perempuan ayahmu berzina?"

Dia menjawab, "Demi Allah tidak! Semoga Allah menjadikan aku sebagai tebusanmu"

Nabi pun menjawab, "Demikian juga orang lain. Mereka tidak mau kalau saudara perempuan ayah mereka berzina"

Kemudian Nabi bertanya lagi, "Apakah engkau suka kalau saudara perempuan ibumu berzina?"

Dia menjawab, "Demi Allah tidak! Semoga Allah menjadikan aku sebagai tebusanmu"

Nabi pun menjawab, "Demikian juga orang lain. Mereka tidak mau kalau saudara perempuan ibu mereka berzina"

Kemudian Nabi Muhammad meletakkan tangan beliau kepada si pemuda itu seraya mendoakannya, "Ya Allah, ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya"

Setelah kejadian tersebut, pemuda itu sudah tidak punya keinginan lagi untuk berzina. (HR Ahmad)*

*hadis ini shahih

Itulah kisah Rasulullah Muhammad saw yang menunjukkan kita hikmah sebenarnya dalam berdakwah. Pada kisah ini ketika si pemuda menyatakan keinginannya ingin berzina, Rasulullah tidak memarahinya, mengusirnya, atau bahkan melaknatnya karena keinginannya tersebut. Padahal zina termasuk dosa besar. Namun Rasulullah mengajarkan si pemuda itu untuk menjauhi zina.

Rasulullah tidak menggunakan dalil atau ayat-ayat Al-Qur'an untuk berdakwah kepada si pemuda, karena beliau mengetahui kapasitas si pemuda. Beliau cukup memberikan penjelasan yang tepat agar mudah dimengerti oleh si pemuda terkait nistanya zina.

Hal itu juga berlaku di masa sekarang, Ketika anak-anak sekolah, para muda-mudi yang bercinta-cintaan, sehingga tanpa mereka sadari mereka telah melanggar batasan-batasan agama islam. Maka dari itu, sudah menjadi kewajiban kita untuk mengajak mereka kembali ke jalan yang lurus.

Kalau kita bacakan ayat-ayat Al-Qur'an, Hadist, atau dalil-dalil mungkin telinga mereka akan panas mendengarnya. Oleh karena itu, kami ingin mengingatkan mereka dengan cara yang telah dilakukan oleh Rasulullah ﷺ lebih dari seribu empat ratus tahun yang lalu.

Bagaimana perasaan kita, para lelaki, kalau melihat ibu, saudara perempuan, atau bahkan putri kalian digoda dan dirayu oleh lelaki kardus? Tentu hati kita akan merasa sakit. Seharus kita merasa malu dan sedih, melihat para wanita muslimah direndahkan dan diinjak-injak harga dirinya dengan budaya nista berkedok kasih sayang dan cinta.

Kalau benar-benar cinta, seharusnya dinikahi agar menjadi pasangan sah dan halal diridhoi Allah swt. Kebanyakan alasannya adalah belum mampu menikah dan ditemani dulu sampai mampu padahal ujung-ujungnya nikah sama yang lain.

Cinta butuh kemampuan dan pembuktian. Kalau beraninya pacaran, ttm-an, atau apa pun namanya tetapi tidak berani bertanggung jawab, maka hal itu bukanlah cinta, tetapi hanya kebohongan dan omong kosong.

Oleh karenanya, kita harus selalu ingat  besarnya mudharat dari berpacaran, yaitu cinta yang berlandaskan hawa nafsu belaka.

Wallahu musta'an

Sekian artikel islami yang berjudul kisah tentang pemuda yang haus cinta. Semoga bermanfaat dan bisa menjadi pelajaran bagi kita semua

Sumber:
Cafe islamic culture

Disunting ulang oleh Ardi S.W. pada 29 Mei 2023 pukul 22:07 WIB
Ardy Setyo W
Berbagi informasi, hiburan dan lowongan pekerjaan

Related Posts

Posting Komentar