Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT)

Pengertian Reksadana Pendapatan Tetap, Fixed Income Funds, Keuntungan, Resiko

Pada 17 Mei 2021, pertama kalinya aku memiliki portofolio reksadana pendapatan tetap (rdpt) dengan nominal Rp 300.000. Dimulai dari langkah kecil menuju #MerdekaFinansial.

Rdpt mengelola dana di obligasi dan sejenisnya. Return yang diterima bernilai sama setiap periodenya, alias “berpendapatan tetap”. Return rdpt dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:

1. Harga Unit Penyertaan (UP)
Setiap produk rdpt memiliki Nilai Aktiva Bersih (NAB), yang merupakan harga per satu unit rdpt, atau biasa disebut Unit Penyertaan (UP). NAB didasarkan pada nilai seluruh sekuritas di dalam portofolio produk rdpt yang berfluktuasi secara harian.

2. Tingkat Imbal Hasil (Yield)
Yield rdpt merupakan return yang diterima dari penempatan dana manajer investasi di instrumen pendapatan tetap. Tingkat imbal hasilnya dinyatakan dalam bentuk persentase per tahun. Misalnya, jika sebuah rdpt memiliki yield 5% per tahun, maka artinya kamu akan mendapat return 5% per tahun. Yield merupakan kompensasi dari resiko obligasi, yaitu gagal bayar. Obligasi yang berkualitas bagus biasanya berharga mahal, sehingga resiko default-nya pun semakin kecil. Makanya, imbal hasilnya pun lebih kecil. Begitu pun sebaliknya.

3. Tingkat Pengembalian Investasi (Total Return)
Tingkat pengembalian investasi rdpt adalah ukuran dari untung atau ruginya instrumen underlying asset rdpt dalam satu jangka waktu tertentu. Indikator inilah yang patut kamu perhatikan saat mengevaluasi rdpt.

Ilustrasi reksadana pendapatan tetap (rdpt) dengan jam weker yang menyimbolka return tetap setiap waktunya

Keuntungan Rdpt:
  1. Diversifikasi Resiko. Diversifikasi adalah usaha penganekaragaman produk atau bidang usaha yang dilakukan suatu perusahaan atau investor untuk memaksimalkan keuntungan sehingga arus kas perusahaan dapat lebih stabil. Dalam portofolio rdpt terdiri dari berbagai instrumen obligasi. Melalui Bareksa, kamu dapat melihat rdpt terbaik berdasarkan barometer yang menampilkan peringkat, rating, harga unit, serta imbal hasil (return) nya.
  2. Aman dan Profesional. Sudah tidak diragukan lagi, manager investasi berkompeten serta diawasi langsung oleh OJK.
  3. Likuid dan Nyaman. Dapat menabung dan mencairkan kapan saja disaat butuh dengan estimasi maksimal 2 hari kerja bursa.
  4. Return cenderung stabil serta lebih tinggi dari reksadana pasar uang (rdpu)

Resiko Rdpt:
  1. Arus Penghasilan
  2. Resiko Suku Bunga. Harga obligasi akan menurun jika suku bunga meningkat. Begitu pun sebaliknya. NAB rdpt dengan jatuh tempo yang lebih lama akan bereaksi cukup kuat dengan perubahan suku bunga. Sehingga, hal ini akan mempengaruhi besar kecilnya nominal pendapatan kamu per bulannya.
  3. Resiko Kredit. Saranku kalau tipe resiko kamu adalah rendah, kemudian ingin mengambil tabungan dalam waktu dekat, maka rdpu lebih cocok. Tapi kalau ingin melangkah lebih, maka rdpt lebih bagus karena returnnya lebih tinggi. Syailendra Pendapatan Tetap Premium adalah rdpt yang aku miliki. Sangat mirip rdpu, selalu naik setiap harinya.

Jadi tunggu apalagi? Ayo menabung uang pertamamu (min Rp 50.000 - Rp 100.000) di rdpt.

Penulis:
Ardy S

Sumber:
Pluang
Warta Ekonomi

Posting Komentar