Materi Biologi : Suhu Udara

Materi Biologi tentang suhu udara, merupakan komponen abiotik. Suhu udara menggambarkan panas dinginnya suatu benda, berhubungan dgn radiasi matahari.

Suhu dipermukaan dipengaruhi oleh beberapa faktor:
  1. Jumlah radiasi yang diterima per tahun, per hari, dan per musim;
  2. Pengaruh daratan atau lautan;
  3. Pengaruh ketinggian tempat, Braak memberikan rumusan sebagai berikut: makin tinggi suatu tempat dari permukaan laut maka suhu akan semakin rendah;
  4. Pengaruh angin secara tidak langsung;
  5. Tipe tutupan lahan, tanah yang ditutupi vegetasi yang memiliki suhu udara lebih rendah daripada tanah tanpa vegetasi;
  6. Pengaruh panas laten, yaitu panas yang disimpan dalam atmosfer;
  7. Tipe tanah, tanah yang gelap indeks suhunya lebih tinggi;
  8. Pengaruh sudut datang sinar matahari, sinar yang tegak lurus akan membuat suhu udara lebih panas daripada yang datangnya miring (Prawirowardoyo, 1996 dan Kartosapoetra, 2006). 

Suhu udara menggambarkan panas dinginnya suatu benda. Menurut Handoko (1995), suhu udara sangat erat berhubungan dengan radiasi matahari. Pada siang hari radiasi terlebih dahulu akan memanaskan tajuk bagian atas kemudian makin ke bawah dan akhirnya lantai hutan. Pada malam hari pendinginan dimulai dari tajuk bagian atas dan akhirnya lantai hutan sehingga suhu udara terendah terdapat pada tajuk bagian atas dimana panas yang hilang relatif lebih besar daripada bagian hutan lainnya. Oleh sebab itu, tajuk hutan bagian atas merupakan suatu permukaan radiasi yang aktif. Pada umumnya, daerah bervegetasi yang tumbuh baik mampu menekan suhu udara rata-rata tahunan sebesar 1ᵒC sampai 2 C. Fluktuasi suhu udara harian di daerah yang bervegetasi sangat rapat akan jauh lebih kecil dibandingkan daerah terbuka. 

T rata-rata harian = (2T07.30 + T13.30 + T17.30) / 4
T : suhu

Di daerah tropis, manusia akan merasa relatif nyaman jika berada pada suhu udara sekitar 27-28ᵒC. Suhu udara yang cukup panas pada suatu area selain karena radiasi matahari yang tinggi yaitu rata-rata 50%, juga karena pantulan dari perkerasan jalan, bangunan maupun pantulan perkerasan lainnya yang ada pada tapak (Laurie, 1986).


Daftar Pustaka
Prawirowardoyo. 1996. Meteorologi. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Kartasapoetra, A.G. 2006. Klimatologi - Pengaruh Cuaca Iklim terhadap Tanah dan Tanaman. Jakarta: Bumi Aksara.
Handoko. 1995. Klimatologi Dasar. Jakarta: Pustaka Jaya.
Laurie, M. 1986. Pengantar kepada Arsitektur Pertanaman. Bandung: Intermatra.
Ardy Setyo W
Berbagi informasi, hiburan dan lowongan pekerjaan

Related Posts

Posting Komentar