Valentine Menurut Islam

Sejarah valentine, pengertian dari sudut pandang valentine menurut islam. Valentine sebenarnya adalah seorang martyr diberi gelaran Saint atau Santo.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Benarkah Ini Sekadar Kasih Sayang?

"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).”
(Q.S. Al-An’am: 116)

Setiap pertengahan Februari, banyak masyarakat di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, ikut merayakan apa yang disebut sebagai “Valentine Day” atau Hari Kasih Sayang. Budaya ini disambut meriah dengan berbagai promosi, acara hiburan, hingga iklan yang sering kali jauh dari nilai-nilai Islam.

Ironisnya, banyak dari kita ikut-ikutan merayakannya tanpa memahami asal-usul dan makna sebenarnya dari Valentine itu sendiri.


Asal-Usul Hari Valentine

Valentine sebenarnya merupakan nama seorang tokoh yang dianggap sebagai "martir" dan diberi gelar Santo (Saint) oleh Gereja. Ia dihukum mati pada 14 Februari 270 M oleh Raja Claudius II dari Romawi karena dianggap membangkang.

Untuk mengenangnya, para pengikutnya memperingati hari kematiannya sebagai bentuk penghormatan. Awalnya berupa ritual keagamaan, namun seiring waktu, sejak abad ke-16, perayaan ini berubah menjadi acara non-agama yang berfokus pada ekspresi cinta dan kasih sayang.

Hari Valentine juga diyakini berkaitan dengan pesta Romawi kuno bernama Lupercalia yang digelar setiap 15 Februari — perayaan yang sarat dengan nuansa sensualitas. Ketika orang Romawi masuk agama Nasrani, makna pesta ini digabungkan dengan kisah Santo Valentine.

Bahkan ada istilah dalam bahasa Prancis kuno: "Galentine", yang berarti cinta romantis. Karena kemiripan bunyinya dengan “Valentine”, banyak yang menganggap 14 Februari sebagai waktu yang tepat untuk menyatakan cinta dan mencari pasangan.

Namun kini, makna awal Valentine hampir terlupakan. Yang tersisa hanyalah tradisi pesta, tukar kado, kartu ucapan, dan kebiasaan ala Barat yang sering kali menjurus ke arah kebebasan pergaulan.


Pandangan Islam terhadap Valentine

Sebagai umat Islam, kita harus bertanya pada diri sendiri: apakah pantas kita mengikuti tradisi yang bukan berasal dari Islam? Apakah benar ini wujud kasih sayang atau hanya bentuk lain dari penyimpangan?

Allah SWT berfirman:
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya."
(Q.S. Al-Isra: 36)

Islam tidak melarang kasih sayang. Justru, Islam memerintahkan umatnya untuk saling mencintai dalam kerangka kebenaran. Tapi kasih sayang dalam Islam bukan sekadar ucapan atau ritual tahunan yang berbalut hawa nafsu.

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barang siapa yang meniru suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka."
(HR. Abu Dawud)

Allah SWT juga berfirman:
"Barang siapa yang mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima darinya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi."
(Q.S. Ali Imran: 85)


Poin-Poin Penting Tentang Valentine

  1. Asal-Usul yang Tidak Islami
    Valentine berasal dari tradisi pagan Romawi dan kemudian diadopsi Gereja. Ini bukan ajaran yang bersumber dari Al-Qur’an atau Sunnah.

  2. Bukan Berasal dari Wahyu
    Tradisi ini lahir dari budaya dan akal manusia, bukan dari petunjuk Allah. Islam mengajarkan bahwa pedoman hidup kita adalah wahyu, bukan hawa nafsu atau budaya luar.

  3. Tujuan Kasih Sayang yang Salah Arah
    Islam sangat menjunjung tinggi nilai kasih sayang, tapi bukan kasih sayang yang ditentukan oleh tanggal atau momentum semu. Dalam Islam, cinta itu suci dan dijalankan dalam batasan yang halal.

  4. Perayaan yang Sarat Maksiat
    Valentine sering diisi dengan pesta pora, pemborosan, bahkan pergaulan bebas. Allah berfirman:
    "Sesungguhnya orang-orang yang boros itu adalah saudara-saudara setan."
    (Q.S. Al-Isra: 27)


Kasih Sayang dalam Islam: Tiap Hari, Sepanjang Hayat

Kasih sayang dalam Islam tidak dibatasi oleh satu hari tertentu. Ia adalah bagian dari kehidupan seorang muslim setiap hari. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Tidak sempurna iman seseorang hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri."

Kita tidak perlu iri atau ikut-ikutan budaya Barat. Islam adalah agama kasih sayang sejati. Allah adalah Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Cinta dalam Islam bukan sekadar kata, tapi diwujudkan dalam tanggung jawab, pernikahan yang sah, dan hubungan yang diridhoi Allah.

Jangan biarkan akidah kita tergadaikan hanya demi ikut tren yang jelas bertentangan dengan ajaran Islam.


Mari Istiqamah di Jalan Allah

"…dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang zalim."
(Q.S. Al-Baqarah: 145)

Semoga Allah SWT selalu memberikan kita hidayah dan keteguhan iman untuk istiqamah di jalan-Nya. Semoga kita termasuk golongan yang diberi nikmat oleh Allah: para Nabi, shiddiqin, syuhada, dan orang-orang salih. Aamiin.

"Barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan bersama orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah..."
(Q.S. An-Nisa: 69)

Wallahu a’lam bish-shawab.


Ditulis dan disunting oleh:
Ardy Setyo W.

Posting Komentar